Jembatan
Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, kota Marabahan, kabupaten Barito Kuala.
Jembatan ini diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 25 April 2008.
Dengan hadirnya jembatan tersebut
akan memperlancar arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang sebelumnya
harus menggunakan kapal feri untuk
menyeberangi Sungai Barito.
Jembatan
Rumpiang sendiri memiliki total panjang bentang 753 meter dengan
bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung
rangka baja. Pembangunan Jembatan Rumpiang dimulai
sejak akhir tahun 2003, menggunakan dana baik dari APBN maupun
APBD Kabupaten Barito Kuala dan
Pemprov Kalimantan Selatan sebesar
Rp174,5 miliar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Rumpiang)
|
Yes, ini foto aku saat akhirtahun 2019 kemarin liburan
tipis-tipis ke Marabahan. Sebenarnya gak ada niatan pengen kesana cuman kata teman
aku sekalian aja jalan kesana lagipula aku gak pernah menginjakkan kaki ini di
Kota Bahalap tersebut. Heee ….. Waktu itukan ludah liburan semester, libur sekolah gitu.
Aku ngajakin teman aku, udah lumayan lama juga sih ngajaknya dari beberapa
hari sebelumnya. Aku ngajakin dia buat ziarah ke makam Muhammad Mahmud
Al-Qabul (Datu Qabul) di Desa Baulin Kec. Candi Laras Selatan Kab. Tapin. |
Berangkat
dari rumah hampir setengah 9an pagi, hee . Rosida jemput aku ke rumah. Oh, iya
aku cuma nebeng Sida. Kami melewati jalan Balimau tembusnya ke Margasari. Bukan
jalan kota, jaraknya lebih dekat kalo lewat sana daripada harus lewat kota. Walaupun
jalannya bikin pantat lumayan sakit. Hhhaaaaa
Untuk
sampai ke tempat tujuan harus banyak drama dulu. Salah satunya adalah kita
berdua harus ngelewatin jalan yang masih pakai tanah kuning gitu. Licin loh
tsaay soalnya kan bekas hujan gitu. Dan tau gak kita berdua hampir jatuh dari
motor. Hiiikkssss …. Beruntungnya Sida
masih bisa nahan motornya, kalo enggak kebayang gak baju kami kotor kena tanah.
Padahal aku sempat ngomong gitu ke Sida, “Ulun turun aja gen da ai, kalo
pina kita rabah” yang artinya aku turun aja yah, takutnya nanti kita jatuh.
Eh , ternyatakan benaran hampir jatuh. Sandal kami berdua kotor kena lumpur
tanah, bajunya Sida pun juga kena tanah.
Dan
akhirnya kita sampai d tempat tujuan. Tapi sebelumnya kita ngebersihin sandal
sama baju yang kena lumpur tanah tadi. Terus berwudhu dulu sebelum masuk ke
kubah. Ambil buku Yasin lalu berdo’a. Di tempat ini kita gak foto yah, soalnya
rada gimana gitu harus difoto. Yaudah belanja oleh-oleh buat di rumah, terus
lanjut deh. Tadinya pengen langsung balik tapi diajakin Sida jalan ke Marabahan
sekalian Ziarah di makamnya Datu H. Abdusshamad Al-Banjari, yang mana beliau
merupakan cucu dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari ulama kharismatik yang
dimakamkan di Kelampaian, Kabupaten Banjar. Di tempat ini dilarang bagi
pengunjung untuk mengabadikan dengan telepon genggam. Tapi sekalipun ada
himbauan untuk dilarang mengabadiakan atau foto-foto di sekitaran makam , namun
nyatanya masih ada yang tetap aja foto. Hee
Oh, iya
habis ziarah. Berdoa’a dan baca surah Yasin. Tiba waktu Zuhur, kami shalat
Zuhur dulu di Mushalla. Sudah selesai kita nyari makan, maklum beb udah
setengah hari. Perut belum diisi apa-apa, cacing dalam perut udah berteriak.
HHHaaa gak deng, cuma becanda. Aku sama Sida nyari makan di warung pinggir
jalan. Menu kami sama, milih ikan Patin panggang + sayur bayam, minumnya Es the.
Alhamdulillah, dahagapun hilang. Akhirnya selesai makan kita lanjutin
perjalanan pulang. Gak afdhol katanya kalo ke Kota Bahalap ini gak berhenti di
Jembatan Rumpiang ini buat sekedar foto-foto. Hhaaa….. Secara kan Jembatan
Rumpiang ini sudah menjadi iconnya kota Bahalap. Jembatan Rumpiang ini kalo
diperhatikan mirip dengan jembatan Sydney di Australia. Mungkin waktu
pembuatannya memang sengaja dibikin mirip, heee tapi made in Indonesia.
Lumayan
dapat beberapa foto di Jembatan Rumpiang ini, buat kenang-kenangan kalo aku
pernah menginjakkan kaki di Bumi Bahalap ini bareng Sida. Cukup puas
berfoto-foto ria , kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Sampai rumah
habis Ashar, hampir setengah 5 sore.
Next,
kapan-kapan pengen jalan lagi sesudah pandemi covid ini berakhir. Pengen ngerefresh
otak yang udah mulai kelamaan di rumah sajaaaa. Itu tadi cerita liburan akhir
tahunku kemarin. Semoga secepatnya pandemic ini berakhir, biar bisa jalan-jalan
bebas lagi tanpa ngerasa parnoan …
Sekian dulu
yah cerita dari aku , makasiiiiihhhh ….
0 komentar:
Posting Komentar