Sabtu, 11 Juli 2020

Wisata Religi Ke Tapin & Barito Kuala

Jembatan Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, kota Marabahankabupaten Barito Kuala. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 April 2008. Dengan hadirnya jembatan tersebut akan memperlancar arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang sebelumnya harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Sungai Barito.

Jembatan Rumpiang sendiri memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung rangka baja. Pembangunan Jembatan Rumpiang dimulai sejak akhir tahun 2003, menggunakan dana baik dari APBN maupun APBD Kabupaten Barito Kuala dan Pemprov Kalimantan Selatan sebesar Rp174,5 miliar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Rumpiang)

 

Yes, ini foto aku saat akhirtahun 2019 kemarin liburan tipis-tipis ke Marabahan. Sebenarnya gak ada niatan pengen kesana cuman kata teman aku sekalian aja jalan kesana lagipula aku gak pernah menginjakkan kaki ini di Kota Bahalap tersebut. Heee …..

Waktu itukan ludah liburan semester, libur sekolah gitu. Aku ngajakin teman aku, udah lumayan lama juga sih ngajaknya dari beberapa hari sebelumnya. Aku ngajakin dia buat ziarah ke makam Muhammad Mahmud Al-Qabul (Datu Qabul) di Desa Baulin Kec. Candi Laras Selatan Kab. Tapin.

Berangkat dari rumah hampir setengah 9an pagi, hee . Rosida jemput aku ke rumah. Oh, iya aku cuma nebeng Sida. Kami melewati jalan Balimau tembusnya ke Margasari. Bukan jalan kota, jaraknya lebih dekat kalo lewat sana daripada harus lewat kota. Walaupun jalannya bikin pantat lumayan sakit. Hhhaaaaa

Untuk sampai ke tempat tujuan harus banyak drama dulu. Salah satunya adalah kita berdua harus ngelewatin jalan yang masih pakai tanah kuning gitu. Licin loh tsaay soalnya kan bekas hujan gitu. Dan tau gak kita berdua hampir jatuh dari motor. Hiiikkssss ….  Beruntungnya Sida masih bisa nahan motornya, kalo enggak kebayang gak baju kami kotor kena tanah. Padahal aku sempat ngomong gitu ke Sida, “Ulun turun aja gen da ai, kalo pina kita rabah” yang artinya aku turun aja yah, takutnya nanti kita jatuh. Eh , ternyatakan benaran hampir jatuh. Sandal kami berdua kotor kena lumpur tanah, bajunya Sida pun juga kena tanah.

Dan akhirnya kita sampai d tempat tujuan. Tapi sebelumnya kita ngebersihin sandal sama baju yang kena lumpur tanah tadi. Terus berwudhu dulu sebelum masuk ke kubah. Ambil buku Yasin lalu berdo’a. Di tempat ini kita gak foto yah, soalnya rada gimana gitu harus difoto. Yaudah belanja oleh-oleh buat di rumah, terus lanjut deh. Tadinya pengen langsung balik tapi diajakin Sida jalan ke Marabahan sekalian Ziarah di makamnya Datu H. Abdusshamad Al-Banjari, yang mana beliau merupakan cucu dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari ulama kharismatik yang dimakamkan di Kelampaian, Kabupaten Banjar. Di tempat ini dilarang bagi pengunjung untuk mengabadikan dengan telepon genggam. Tapi sekalipun ada himbauan untuk dilarang mengabadiakan atau foto-foto di sekitaran makam , namun nyatanya masih ada yang tetap aja foto. Hee

Oh, iya habis ziarah. Berdoa’a dan baca surah Yasin. Tiba waktu Zuhur, kami shalat Zuhur dulu di Mushalla. Sudah selesai kita nyari makan, maklum beb udah setengah hari. Perut belum diisi apa-apa, cacing dalam perut udah berteriak. HHHaaa gak deng, cuma becanda. Aku sama Sida nyari makan di warung pinggir jalan. Menu kami sama, milih ikan Patin panggang + sayur bayam, minumnya Es the. Alhamdulillah, dahagapun hilang. Akhirnya selesai makan kita lanjutin perjalanan pulang. Gak afdhol katanya kalo ke Kota Bahalap ini gak berhenti di Jembatan Rumpiang ini buat sekedar foto-foto. Hhaaa….. Secara kan Jembatan Rumpiang ini sudah menjadi iconnya kota Bahalap. Jembatan Rumpiang ini kalo diperhatikan mirip dengan jembatan Sydney di Australia. Mungkin waktu pembuatannya memang sengaja dibikin mirip, heee tapi made in Indonesia.

Lumayan dapat beberapa foto di Jembatan Rumpiang ini, buat kenang-kenangan kalo aku pernah menginjakkan kaki di Bumi Bahalap ini bareng Sida. Cukup puas berfoto-foto ria , kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Sampai rumah habis Ashar, hampir setengah 5 sore.

Next, kapan-kapan pengen jalan lagi sesudah pandemi covid ini berakhir. Pengen ngerefresh otak yang udah mulai kelamaan di rumah sajaaaa. Itu tadi cerita liburan akhir tahunku kemarin. Semoga secepatnya pandemic ini berakhir, biar bisa jalan-jalan bebas lagi tanpa ngerasa parnoan …

Sekian dulu yah cerita dari aku , makasiiiiihhhh ….


0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates