Minggu, 30 Juli 2017

Maafkan Aku, Mama

Minggu, 30 Juli 2017

Udah dari beberapa hari yang lalu merencanakan buat jalan-jalan ke gunung baren sepupu & teman yang lain. Akhirnya dipilih nih hari minggu, nah sehari sebelumnya motor aku, si putih diservis + ganti olie karena udah lumayan lama gak di servis dan ganti olie.

Malamnya nih, tepatnya malam minggu H-1 sebelum berangkat. Mama melarang aku kesana, takut kenapa-napa. Huftt, yah begitulah nasib anak tunggal khususnya aku. Kadang mama sering gak bolehin jalan takut ada kejadian/bahaya nantinya. Heemm, aku sebagai anak mau gak mau harus nurut sama orang tua. Oke, akhirnya fix aku batalion kesana. Langsung chat sepupuku, hhaa padahal rumahnya sebelahan tinggal ketuk pintu atau panggil lewat jendela juga bisa 😂😂😂 aku bilang gak jadi ikut besok ke gunung.
Kenapa dibatalin? Karena aku percaya kalau orang tua, terlebih mama kalaunya melarang sesuatu itu dan kita masih saja melakukannya tanpa menghiraukan larangan orang tua sesuatu hal yang dikhawatirkan tersebut bakalan terjadi.

Dan, benar bahwa Allah Maha membolak-balikkan hati seseorang. Paginya, aku masih ngotot sambil merengek manja supaya diijinkan mama ke gunung. Dan akhirnya, mama mengijinkan berangkat kesana yah walaupun aku tau hanya setengah hati, dan setengah hati sebenarnya ada perasaan khawatir.

Aku panggil sepupuku, bilang bahwa aku juga ikut tungguin dulu mandi sebentar. 10 menit lebih mandi, akhirnya selesai juga. Dandan serapi & secantik mungkin 😂😂, padahal cuma pakai cream muka, bedak, lotion, celak mata, dan sedikit lipgloss. Yaps, aku gak bisa make up berlebihan karena memang sebenarnya gak bisa 😂😂
Finally, selesai sudah dandan tinggal pakai hijab yang sesimpel mungkin karena faktanya aku gak suka yang ribet.

Jam 9an akhirnya berangkat dari rumah, bismillah, kaki kanan kulangkahkan ..
Berhubung janjian dengan teman, ya udah nunggu di bundaran ketupat Jalan H.M Yusi jalan hanyar. Lumayan lama nunggunya, sampai lumutan 😁😁
Kalaunya perempuan agak lama ditungguin masih wajarlah tapi ini laki-laki. Helloww, lelet amat siihh, harusnya yang nunggukan laki-laki ini mah ke balik.

Setelah sekian jam, akhirnya muncul juga tuh orang. Yee akhirnya berangkat nih nurut perkiraan ternyata teman aku itu katanya makan dulu di seberang .. Ya rasulullah, arrrrgghhhh nih hati rasanya gimana gitu .. Kezeeeeelllll

Hampir jam 10an nih akhirnya kita ber4 cuss gunung. Satu teman yang lain nunggu di lokasi. Lupa jam berapa, tiba juga di lokasi wisata halinjuangan. Teman yang satunya memang sudah menunggu di lokasi tersebut. Kendaraan di parkir, langsung bayar + tiket masuknya seharga 10 rb ..
Nunggu temannya teman aku sebentar, baru naik keatas. Akhirnya, temannya teman aku datang juga. Pendakianpun dimulai ...
Dan semuanya berawal dari sini ......

Lumayan tinggi yang harus di daki, awalnya biasa saja okelah aku masih kuat mendaki walaupun rada-rada tinggi begitu. Nafas mulai ngos-ngosan kadang berhenti sebentar. O, iya kami ber7 yang mendaki, perempuannya cuma ber3, salah satunya aku. Menaiki tangga-tangga yang masih berupa tanah , yups masih belum di semen kayak di bukit palawan. Sebentar berhenti, sempat selfie dulu bareng temanku .. Gak lama sampai nih di zona istirahat yang pertama, nah di situ nafas mulai terasa berat, kepala mulai terasa pusing, perut mulai terasa mual. Dan beneran aku muntah, terus pandangan mata mulai terasa kabur. Beneran udah gak kuat nahan badan aku, mulai terasa limbung. Ya udah aku milih duduk di tanah, sepupuku mulai panik.

Muntah terus, makanan pagi tadi keluar semua. Badan lemah banget, keringat dingin. Temannya sepupuku yang juga adik tingkat ku selagi kuliah akhirnya nyuruh rebahan dipangkuannya. Mereka ber2 yang mengoleskan minyak kayu putih ke hidung, tengku leher, kaki, perut dan juga tanganku. Duh, tuhkan merepotkan mereka berdua. Sepupuku juga ngipasin aku. Gak bisa dibayangkan kalo mereka gak ada saat itu.

Ternyata apa yang dikhawatirkan mama beneran terjadi, astaghfirullah benar-benar merasa bersalah banget sama mama. Gak nurut kata mama, mama maafkan anakmu ini yah , yang terkadang masih suka membuatmu khawatir.

Dan akhirnya aku & sepupu ku memutuskan buat turun saja, sedangkan yang lainnya melanjutkan pendakian mereka.

Jadi, hikmahnya hari ini adalah kalau orang tua gak ngasih ijin lebih baik gak usah daripada terjadi sesuatu hal yang membahayakan. Naluri seorang ibu kuat.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates