Rabu, 05 Juli 2017
IKATAN BATIN ANTARA IBU DAN ANAK
Katanya ikatan batin antara ibu dan anak itu kuat. Hemm dan aku sangat percaya hal tersebut. Kenapa ikatan batin antara ibu dan anak itu bisa kuat meskipun berada ditempat yang berbeda sekalipun? Mungkin salah satunya karena ibulah orang yang mengandung dan melahirkan kita. Ibu yang pertama kali merasakan mual-mual, kakimu yang mulai menedang perut ibu, dan dia adalah orang yang bahagia melihat setiap perkembanganmu. Dia yang mengenalmu lebih dari siapapun, tidak sahabatmu, pacarmu, atau bahkan suami/istrimu. Dan ibu jugalah yang dapat merasakan apa yang kamu rasakan, khawatirmu, sedihmu bahkan bahagiamu. Saat kau bersedih, dialah orang yang paling sedih melihatmu bersedih dan dia juga sangat bahagia jika melihatmu bahagia.
Dan aku punya pengalaman saat jauh dari mama dan benar-benar ngerasain ikatan batin sama mama. Okeh, aku mulai ceritanya dari sini yah.
Pada hari Rabu, tgl 27 April 2016 itukan ada acara perpisahan antara kami, mahasiswa kkn dengan warga desa Ulang. Acaranya itu makan bersama, jadi kami gotong royong dengan warga menyiapkan makanan buat disantap bersama. Heee Setelah shalat subuh, kami membantu menyiapkan keperluan buat masak di halaman posko kkn. Berhubung teman kami yang laki-lakinya, syihab dan salahuddin ikut membantu abang Imul dan Kakaknya ke Pasar Kandangan buat nyari keperluan masak, kayak sayur, ayam, sambal de el el. Jadi tinggal aku, Fatimah, Wartini dan inayah yang tinggal di posko. Jadi shalat subuh yang biasanya diimamin oleh abang Syihab, untuk kali ini pengecualian. Shalatnya sendiri ajah.
Matahari pun mulai menampakkan sinarnya, kami para gadis bantuin ibu-ibu memasak. Mulai dari bikin sambal buat masak ayam, marutin nyiur dan potong-potong sayuran kayak nangka, kacang, dan teman-temannya. Nah disaat potong nangka tiba-tiba jari aku kesayat pisau. Yups, pisaunya lumayan tajam. Sebenarnya luka dijari itu gak dalam banget tapi darahnya itu ngucurnya gak berhenti. Hee, terus nih ibu Kades dan temanku yang lain gak sadar kalau aku luka, aku langsung lari bersihin lukanya di kran pakai air terus masuk ke rumah nyari kapas bersihin darahnya. Teman aku inayah yang selesai mandi nanya, kenapa Er? Aku bilang aja tadi luka kena pisau. Salahuddin dan Inayah ikutan khawatir. Ayahnya abang imul, wartini dan semuanya khawatir. Fatimah dan Julak langsung ngambilin obat merah ke puskesdes.
Keadaan aku rada-rada pusing, mungkin oksigennya naik ke otak. Kata temanku, wajahku pucat. Gak berapa lama, beneran mau pingsan tapi sempat dipegangin sama teman aku, wartini dan Fatimah. Julakjuga khawatir banget. Yaps, semua orang khawatir. Terus luka aku diobatin , terus minyak kayu putih diarahin ke hidung. Kata Fatimah muka aku pucat banget, bibir juga berubah jadi pucat. Dan akhirnya aku disuruh istirahat rebahan aja di ruang tamu. Dan ternyata di tempat lain, di waktu yang bersamaan mama juga mau pingsan. Iya, waktu itukan musimnya panen padi tuh kalo dalam bahasa banjarnya “maharit banih” . karena saat itu cuacanya panas banget, mama kepanasan udah gak tahan akhirnya mau pingsan. Dan Alhamdulillah, di sawahnya gak sendirian tapi banyak orangnya. Dan aku tau cerita itu saat udah tiba di rumah diceritain sama ayah aku.
Ternyata benar, ikatan batin antara anak dan ibu itu emang kuat. Mama dan aku sama-sama mau pingsan tepat di hari yang sama dan di jam yang sama pula. Masya Allah, Maha Besar Allah dengan segala kuasa-Nya.
And then, maybe Cuma itu yang bisa aku share di blog ini. Ini sepenggal cerita dan pengalamanku tentang ikatan batin antara aku dan mama.
See u next time…..
0 komentar:
Posting Komentar