Sabtu, 13 mei 2017
Senja Yang Selalu Kurindukan
Perlahan tapi pasti kakimu terus melangkah menyusuri jalan di depan. Kini, sosokmu seakan menghilang di tengah kerumunan orang orang yang berlalu lalang di tepian jalan. Mataku terus menerus mencari sosokmu namun tetap saja aku masih belum mampu menemukan dirimu. Matahari kini mulai tenggelam, malampun akan segera tiba. Ya, tetap saja hati masih belum tenang. Seakan masih menjadi tanda tanya kenapa kau tiba-tiba pergi dan menghilang dariku.
Dari awal pertemuan yang tak sengaja itu, sosokmu memang telah berhasil mencuri perhatianku. Aku yang awalnya selalu menjaga jarak dengan lawan jenis entah kenapa sejak pertemuan itu mulai berkhayal-khayal dengan bayanganmu. Senyum itu, ah itulah yang benar-benar terus menggodaku. Seolah-olah memori otakku dengan sangat jelas merekam senyuman manismu itu.
Ya benar, pertemuan di senja itu terus menerus menghantui pikiranku. Ingatkah pertemuan yang tak sengaja itu, bahkan jika mengingat itu aku sering senyum sendiri. Layaknya adegan di sinetron, saat itu aku yang tengah tergesa-gesa keluar dari kelas sehabis mengikuti perkuliahan tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang yang juga tampak berjalan tergesa-gesa berlawanan arah dariku. Ah, memang seperti adegan di sinetron. Aku yang tak menyadari jika ternyata orang yang bertabrakan denganku tersebut ternyata kakak tingkat. Dari sanalah kisah ini berlanjut, pertemuan singkat yang akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta.
Sebenarnya memang tak ada pernyataan cinta di antara kita berdua, karena setiap kali bertemu kita hanya bertegur sapa seadanya atau hanya melemparkan sebuah senyuman. Namun entah bagaimana rasa itu menyelinap ke hatiku. Dari jarak jauh, aku sering mencuri-curi pandang tuk sejenak melihat sosokmu yang mengagumkan itu. Dan entah kenapa seolah kaupun menyadari ada seseorang yang terus menerus memandangimu, saat mata bertemu mata. Saat itulah jantung seolah berhenti berdetak. Kaupun datang menghampiriku. Ah, bingung harus bagaimana, kini kua benar-benar nyata ada di depanku. Mimpi apa aku semalam, oh Tuhan sungguh makhluk ciptaan-Mu ini benar-benar indah.
Dan selalu saja senja seolah menjadi waktu yang sangat indah, momen manis yang sulit dilupakan. Dan senja memang menyimpan cerita indah untuk kita berdua, awal pertemuan yang tak disengaja hingga menumbuhkan benih-benih cinta ini. Kau hadir dalam hidupku laksana angin segar yang menyejukkan. Kau tak pernah menjanjikan apapun padaku, tak seperti kebanyakan laki-laki yang pernah mencoba menawarkan cinta padaku dengan seribu janji yang diumbar.
Senja di bulan Desember 2015 tepatnya tanggal 15, kau datang menghampiriku. Saat itu kau nyatakan perasaanmu padaku. Kau bilang bahwa kau mulai merasakan perasaan itu, perasaan yang tulus terlahir dari hati yang tulus. Antara bingung bahagia semuanya campur jadi satu mendengar pernyataannya saat itu. Saat mulut ini ingin mulai berkata dan menyatakan sesuatu tapi kau lantas bilang bahwa kita tak bisa bersatu meski saling mencintai. Kau katakan bahwa kau sudah dijodohkan dengan perempuan yang ternyata orang yang ku kenal juga. Masya Allah, rencana Tuhan yang tak terduga.
Damn …. Hati yang tadinya berbunga-bunga mendengar pernyataan cintamu tiba-tiba berubah seperti disambar petir. Semudah itu suasana hati berubah. Mata yang mulai berkaca-kaca, pengen nangis tapi tetap ditahan. Badan mulai limbung tapi kaki mencoba untuk tetap menguatkan. Aku tersenyum kembali menatapmu dalam-dalam. Terkadang cinta tidak selamanya harus memiliki, biarlah mencintai tak memiliki mungkin memang sudah jalan Tuhan seperti ini.
Dan senja itu seolah menjadi senja terakhir pertemuan di antara kita berdua. Kali ini, untuk kesekian kalinya aku mencintai seseorang yang tak bisa kumiliki. Aku benar-benar mengikhlaskanmu dengannya, pergilah cinta jika bersamanya kau bahagia aku di sinipun turut bahagia. Terimakasih untuk kehadiranmu dalam hidupku …..
Semoga bahagia selalu menyertaimu ……………
0 komentar:
Posting Komentar