PROSEDUR EVALUASI
Makalah ini Disajikan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Sistem Evaluasi PAI
Dosen Pembimbing:
BAHRI, M.Pd
Disusun Kelompok III :
HAMDANI ( 2012121608 )
ERNI APRILIANI ( 2012121627 )
RUSIYANA ( 2011121385 )
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang sangat sederhana ini dengan judul “ PROSEDUR EVALUASI ”.
Pada kesempatan ini pula tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Bahri, M.Pd selaku dosen pengasuh Mata Kuliah Sistem Evaluasi PAI yang telah mendukung selesainya makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, tiada gading yang tak retak. Kami hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan, kritik dan saran yang bersifat positif sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan berpikir kita semua.
Amin yaa rabbal alamin.
Kandangan, April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................... 1
Latar Belakang ...................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................. 1
Tujuan Masalah ..................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ........................................................ 2
Pengertian Prosedur Evaluasi ................................ 2
Langkah-Langkah Pokok Prosedur Evaluasi .......... 2
BAB III : PENUTUP ......................................................................... 14
Simpulan .............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu kegiatan evaluasi dikatakan berhasil jika sang evaluator mengikuti prosedur dalam melaksanakan evaluasi. Prosedur disini dimaksudkan sebagai langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam melakukan evaluasi. Dalam kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok evaluator yang sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri. Sebab guru merupakan orang yang melaksanakan proses pembelajaran. Karena itu baik buruknya evaluasi diantaranya juga tergantung pada sang evaluator.
Dengan demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedur-prosedur yang telah digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa dikatakan sebagai bentuk tanggumg jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki arti bagi semua pihak.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini antara lain :
Bagaimana tahapan-tahapan prosedur evaluasi dalam pembelajaran ?
Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
Untuk mengetahui tahapan-tahapan prosedur evaluasi dalam pembelajaran.
BAB II
PROSEDUR EVALUASI
Pengertian Prosedur Evaluasi
Prosedur dalam Wikipedia disebutkan sebagai serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Lebih jauh prosedur diindikasikan sebagai rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Evaluasi adalah kata Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Inggris evaluation yang diterjemahkan menjadi penilaian. Evaluasi menurut Ramayulis mengandung dua makna, yaitu; measurenment dan evaluation itu sendiri. Measurenment (pengukuran) merupakan proses untuk memperoleh gambaran beberapa angka dan tingkatan ciri yang dimiliki individu. Sedang evaluation (penilaian) merupakan proses mengumpulkan, menganalisis dan mengintepretasikan informasi guna menetapkan keluasaan pencapaian tujuan oleh individu.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan sesuatu dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan arti yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
Jadi, prosedur evaluasi adalah tahap-tahap didalam melakukan kegiatan evaluasi yang dimulai dari perencanaan, melaksanakan evaluasi, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, penafsiran hasil evaluasi, pelaporan dan sampai pada tahap penggunaan hasil evaluasi.
Langkah-Langkah Pokok Prosedur Evaluasi
Langkah- langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar, yaitu:
Menyusun rencana hasil belajar,
Menghimpun data , dilakukan dengan pengukuran baik menggunakan tes ataupun instrument lainnya.
Melakukan verifikasi data, proses penyaringan data yang layak digunakan sebgai penilaian dan tidak layak.
Mengolah dan menganalisis data, yang berguna untuk memberi makna untuk data yang telah berhasil dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi dan data tersebut disusun sedemikian rupa agar bisa dipahami.
Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan, data yang telah diolah sebelumnya, dan kesimpulan harus sesuai dengan tujuan evaluasi tersebut.
Tindak lanjut evaluasi, disini harus diketahui makna yang terkandung di dalamnya tersebut sehingga nantinya evaluator dapat memberi penilaian dan mengambil keputusan dan langkah apa yang dianggap perlu untuk kegiatan evaluasi tersebut.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dibawah ini langkah-langkah pokok prosedur evaluasi.
Perencanaan
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif, sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Berdasarkan perencanaan evaluasi yang matang inilah, dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat. Jika di dalam evaluasi itu jelas-jelas akan menggunakan tes, Norman E.Gronlund (1985) menyebutkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan suatu tes sebagai berikut :
Menentukan tujuan tes
Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur melalui tes
Merumuskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang spesifik dan dapat diamati
Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur melalui tes
Menyiapkan suatu tabel yang spesifik atau kisi-kisi
Menggunakan tabel spesifik sebagai dasar untuk persiapan tes.
Dari uraian di atas, maka dalam perencanaan evaluasi, ada beberapa hal yang harus perhatikan, seperti : tujuan, kisi-kisi, menulis soal, uji-coba dan analisis soal, revisi dan merakit soal.
Menentukan Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian suatu program pembelajaran atau untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Tujuan evaluasi dapat juga dirumuskan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, tujuan evaluasi harus dirumuskan sesuai dengan jenis evaluasi yang akan dilakukan, yaitu :
Untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif)
Untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif) ,
Untuk mengindentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostik),
Untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan atau seleksi).
Rumusan tujuan penilaian harus memperhatikan domain hasil belajar, seperti domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menyusun Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi evaluasi betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi evaluasi tidak relevan dengan materi pelajaran yang telah diberikan, maka akan berakibat hasil evaluasi itu kurang baik. Begitu juga jika materi evaluasi terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran, maka akan berakibat sama. Untuk melihat apakah materi evaluasi relevan dengan materi pelajaran atau apakah materi evaluasi terlalu banyak atau kurang, yakni harus menyusun kisi-kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes.
Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal adalah :
Analisis silabus
Menyusun kisi-kisi
Membuat soal
Menyusun lembar jawaban
Membuat kunci jawaban
Menyusun pedoman penskoran.
Menulis Soal
Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur atau tes yang baik. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika perlu didiskusikan kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, termasuk ahli evaluasi.
Uji Coba dan Analisis Soal
Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu dilapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji-coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empirik pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal, seperti aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh kultur, dan sebagainya. Sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal.
Revisi dan Merakit Soal
Setelah soal diuji-coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang harus dibuang atau disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah Anda merakit soal menjadi suatu alat ukur yang terpadu. Semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya haruslah diperhatikan.
Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan) maupun non-tes. Dalam pelaksanaan tes maupun non-tes tersebut akan berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
Dalam kegiatan ini guru bisa memilih teknik tes dengan menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu. Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui sikap dan tingkah laku peserta didik sehari-hari dengan menggunakan instrumen khusus, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, skala sikap, skala minat, daftar cek, rating scale, home visit, dan sebagainya.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi :
data pribadi (personal) yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain;
data tentang kesehatan yang meliputi pengelihatan, pendengaran, penyakit yang sering diderita dan kondisi fisik;
data tentang prestasi belajar (achievement) di sekolah;
data tentang sikap (attitude) meliputi sikap terhadap teman sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap pendidik dan lembaga pendidikan dan sikap terhadap lingkungan sosial;
data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data tentang bakat di bidang olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen, kesenian dan keguruan;
persoalan penyesuaian (adjustment) meliputi kegiatan dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan;
data tentang minat (interest);
data tentang rencana masa depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua sesuai dengan kesanggupan peserta didik ;
data tentang latar belakang yang meliputi latar belakang keluarga, pekerjaan orang tua, penghasilan tiap bulan, kondisi lingkungan, serta hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Ketika melakukan evaluasi prestasi peserta didik, para guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses evaluasi berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya evaluasi dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Melakukan Verifikasi Data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik. Analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka, sedangkan untuk data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata- kata, tidak dapat diolah dengan statistik. Jika data kualitatif itu akan diolah dengan statistik, maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian, tidak semua data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif, sehingga tidak mungkin diolah dengan statistik. Dengan analisis statistik misalnya, penyusunan atau pengaturan dan penyajian data lewat tabel-tabel, grafik atau diagram, perhitungan rata-rata, standar deviasi, pengukuran korelasi, uji beda mean atau uji beda frekuensi dan sebagainya akan dapat menghasilkan informasi-informasi yang lebih lengkap dan amat berharga.
Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil evaluasi, yaitu :
Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu : kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman konversi.
Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.
Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda.
Penafsiran Hasil Evaluasi
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalitas dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu.
Langkah penafsiran data sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena setelah mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu. Memberikan penafsiran maksudnya adalah membuat pernyataan mengenai hasil pengolahan data yang didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Norma dapat ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil- hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya, bila penafsiran data itu tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka ini termasuk kesalahan besar. Misalnya, seorang peserta didik naik kelas. Kenaikan kelas itu kadang-kadang tidak berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati, tetapi hanya berdasarkan pertimbangan pribadi dan kemanusiaan, maka keputusan ini termasuk keputusan yang tidak objektif dan merugikan semua pihak.
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya kriteria bersumber pada tujuan setiap mata pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar). Kompetensi ini tentu masih bersifat umum, karena itu harus dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur dan dapat diamati. Jika kriteria ini sudah dirumuskan dengan jelas, maka baru kita menafsirkan angka-angka yang sudah diolah itu berupa kata-kata atau pernyataan. Dalam menyusun kata-kata ini sering guru mengalami kesulitan. Kesulitan itu antara lain penyusunan kata-kata sering melampaui batas-batas kriteria yang telah ditentukan, bahkan tidak didukung oleh data-data yang ada. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan pada guru untuk menonjolkan kelebihan suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah yang lain. Kesulitan yang sering terjadi adalah penyusunan rumusan tafsiran atau pernyataan yang berlebihan (overstatement) di luar batas-batas kebenaran. Kesalahan semacam ini sebenarnya tidak hanya terjadi karena kekurangtelitian dalam menafsirkan data saja, tetapi mungkin pula sudah muncul pada langkah- langkah sebelumnya.
Ada dua jenis penafsiran data, yatu penafsiran kelompok dan penafsiran individual.
Penafsiran kelompok
Penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan untuk mengadakan perbandingan antar kelompok.
Penafsiran individual
Penafsiran yang hanya dilakukan secara perorangan. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau situasi klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Dalam melakukan penafsiran data, baik secara kelompok maupun individual, harus menggunakan norma-norma yang standar, sehingga data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut. Berdasarkan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan atau tidak. Jika ingin menggambarkan pertumbuhan peserta didik, penyebaran skor, dan perbandingan antar kelompok, maka perlu menggunakan garis (kurva), grafik, atau dalam beberapa hal diperlukan profil, dan bukan dengan daftar angka-angka. Daftar angka-angka biasanya digunakan untuk melukiskan posisi atau kedudukan peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok.
Pelaporan Hasil Evaluasi
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antara sekolah, peserta didik dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Konsisten dengan pelaksanaan nilai di sekolah;
Memuat perincian hasil belajar peserta didik beradasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi perkembangan peserta didik;
Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar;
Mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi;
Memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat. Laporan kemajuan dapat dikategorikan menjadi dua jenis :
Laporan prestasi mata pelajaran, yang berisi informasi tentang pencapaian komptensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi peserta didik dilaporkan dalam bentuk angka yang menunjukkan penguasaan komptensi dan tingkat penguasaannya;
Laporan pencapaian, yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui berbagai kegiatan.
Penggunaan Hasil Evaluasi.
Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan berikut :
Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja.
Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik.
Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Prosedur sebagai serangkaian aksi yang spesifik atau tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan sesuatu dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan arti yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi itu sendiri.
Jadi, prosedur evaluasi adalah tahap-tahap didalam melakukan kegiatan evaluasi yang dimulai dari perencanaan, melaksanakan evaluasi, melakukan verifikasi data, mengolah dan menganalisis data, penafsiran hasil evaluasi, pelaporan dan sampai pada tahap penggunaan hasil evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta Pusat: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012
Doni, Sindo .et.al. Evaluasi Pendidikan. ( tt : BETA,th )
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
Sumber Internet :
Nur Hasani. “ Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran”. 2013. http://masnoer80.blogspot.in/2013/01/prosedur-pengembangan- evaluasi.html diakses 02 April 2015 pukul 10.29
Rizkey Andita. “ Prosedur Evaluasi Pembelajaran “. 2011 http://rizkeyandita.blogspot.in/2011/11/download-artikel- prosedurevaluasi.html diakses Rabu, 25 Maret 2015 pukul 21. 55
Eka Hardiyanti. “ Tahap Evaluasi dan Teknik Evaluasi Hasil Belajar “. 2013. http://dekha-sajalah.blogspot.in/2013/03/tahap-evaluasi-dan-teknik- evaluasi_2181.html diakses Senin, 30 Maret 2015, pukul 10.35
Estu Widodo. “ Strategi dan Prosedur Penilaian “ http://pditt.belajar.kemdikbud.go.id diakses Rabu, 25 Maret 2015 pukul 08.56
http://id.m.wikipedia.org/wiki/prosedur diakses Rabu, 25 Maret 2015 Pukul 08.00
http://id.m.wikipedia.org/wiki/evaluasi diakses Rabu, 25 Maret 2015 Pukul 08.10
0 komentar:
Posting Komentar