MAKALAH
Pengertian, Latar Belakang, Ruang Lingkup dan Tujuan Sosiologi Pendidikan Agama
OLEH :
NAMA
:
SYARKONI (2012121618)
ERNI APRILIANI (2012121627)
HALIMAH (2012121619)
WAHYU EFENDI (2012121607)
JURUSAN/KELAS
:
PAI/MURNI-KHUSUS
SEMESTER
:
III
KELOMPOK
:
I
MATA KULIAH
:
SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
DOSEN
:
HASNAN FAUZAN, S.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengertian, Latar Belakang, Ruang Lingkup, dan Tujuan Sosiologi Pendidikan Agama”.
Kami menyadari bahwa ,makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak kampus yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini, juga kepada Dosen pembimbing yang sudah banyak membantu dan menuntun penulis selama pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang selalu menemani, membantu dan mensuport selama pembuatan makalah ini. Maka, makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari semuanya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Kandangan, 29 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Sosiologi 3
Pengertian Pendidikan 4
Pengertian Sosiologi Pendidikan 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan 8
Latar Belakang Perkembangan Sosiologi Pendidikan 10
Tujuan Sosiologi Pendidikan 12
BAB III PENUTUP 16
Simpulan 16
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2002.
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Seta, 2009.
Aziz, Erwati. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003.
Vembriarto. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset, 1977.
Ary, Gunawan, H. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, t.th.
Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini pendidikan sosiologi sangatlah dibutuhkan, apalagi sosiologi pendidikan Islam. Dalam kaitannya dengan hubungan sosial di lingkungan maka pendidikan sosiologi sangatlah dibutuhkan. Sebab hubungan sosial membahas adanya interaksi antar sesama manusia, sehingga perlu adanya pengetahuan tentang tujuan sosiologi pendidikan. Selain itu dalam berinteraksi antar sesama manusia juga tidak boleh melanggar aturan ataupun norma agama yang ada. Oleh karenanya perlu pula pengetahuan tentang pendidikan agama.
Dari semua permasalahan itu maka dibutuhkan suatu lembaga yang mampu memberikan pengajaran tentang hal-hal tersebut. Lembaga tersebut bisa merupakan lembaga formal mamupun nonformal. Apabila lembaga formal maka lembaga tersebut adaah sekolah, maka lembaga tersebut adalah sekolah, maka sekolah atau lembaga pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang materi-materi pendidikan saja melainkan juga mengajarkan bagaimana caranya berinteraksi sosial antar sesama manusia dan interaksi tersebut juga tidak melanggar norma agama. Sedang apabila pendidikan nonformal maka pendidikan itu bisa terjadi di lingkungan sekitar tempat ia tinggal. Yaitu dengan cara mempelajari dari lingkungan bagaimana cara orang-orang di sekitarnya itu berinteraksi.
Dari uraian tersebut di atas, makalah ini akan membahas tentangapa pengertian sosiologi pendidikan, latar belakang, ruang lingkup, dan tujuan sosiologi pedidikan agama.
BAB II
PENGERTIAN, LATAR BELAKANG, RUANG LINGKUP
DAN TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN AGAMA
Pengertian Sosiologi
David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White
Brinkerhoft dan White (1989: 4) berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Horton dan Hunt (1987: 3) berpandangan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
Pitrin Sorokin
Mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya);
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya);
Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Roucek dan Warren
Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers
Berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemsyarakatan yang bersifat stabil.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran –an, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau mlatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan, pengajaran, dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilannya.
Dalam bahasa Arab paling tidak ada tiga kata yang dipakai untuk menunjuk kepada konotasi pendidikan yaitu ﺗﻌﻠﻴﻢ yang merupakan akar kata dari kataﻳﻌﻠﻢ ـ ﺗﺄدﻳﺐ٬ﻋﻠﻢ kata dasar dari ﻳﺄدب - أدب, dan ﺗﺮﺑﻴـــﺔ yang merupakan akar kata dari ﻳـﺮﰉ - رﰉ .
Kata ﻋﻠﻢ berarti memberikan pelajaran, pengetahuan, dan sebagainya. Dalam Islam, kata ini tidak asing lagi karena sudah sering digunakan sejak masa Nabi Muhammad saw. sampai sekarang.
Sementara itu, kata أدب berarti mendidik, tetapi di dalam bahasa Arab, kata ini lebih ditujukan kepada pembinaan akhlak dan budi pekerti.
Istilah Tarbiyah yang berasal dari bahasa Arab ﺗﺮﺑﻴـــﺔ mempunyai konotasi yang lebih luas dalam bahasa Indonesia karena mencakup mendidik, mengajar, mengasuh, dan sebagainya.Dari ketiga kata bahasa Arab tersebut kita melihat bahwa kata tarbiyah mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih cocok dipakai untuk kata pendidikan dibandingkan dengan kata ta’dib dan ta’lim.
Pengertian pendidikan, secara sederhana, dapat merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian kamus terlihat bahwa melalui pendidikan: satu, orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dipahami bahwa pendidikan merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama, sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, dengan pendidikan. Dalam hubungan ini, dapat dilihat bagaimana masyarakat memengaruhi pendidikan. Juga sebaliknya, bagaimana pendidikan memengaruhi masyarakat.
Kedua, sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena pendidikan. Pendekatan sosiologis terdiri dari beberapa konsep, variabel, teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Sosiologi Pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental (2, p. 303). Dari definisi singkat ini dapatlah diketahui, bahwa sosiologi pendidikan itu tergolong pada applied sociology.
Menurut obyek penyelidikannya, ilmu pengetahuan dapat kita golongkan menjadi dua golongan, yaitu : (1) ilmu penegtahuan alam (natural sciences), dan (2) ilmu pengetahuan sosial (social sciences).
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki aspek sosio-kultural kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan sosial itu misalnya ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan keduanya termasuk golongan ilmu pengetahuan sosial, antara keduanya ada daerah yang saling melingkupi. Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu pendidikan.
Menurut para ahli pengertian sosiologi pendidikan sebagai berikut:
Menurut Dictionary of Sociology, Sosiologi Pendidikan ialah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
Menurut Prof. Dr.S.Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
Menurut F.G. Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman. Sosiologi Pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
Menurut E.G. Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang kompeherensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapakan.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Disiplin yang membicarakan mengenai penerapan cara berpikir, teori, dan teknik-teknik penelitian sosiologi untuk memandang hubungan antar manusia dalam proses pendidikan itu diberi nama bermacam-macam, antara lain : social foundations of education, educational sociology, social education+), school and society, community relations, dan yang semacam itu. Pada umumnya yang sekarang banyak dipergunakan ialah sosiologi pendidikan atau educational sociology. Namun demikian, hal itu tidaklah berarti, bahwa terdapat kesepakatan bulat di kalangan para ahli mengenai ruang lingkup sosiologi pendidikan itu. Sosiologi pendidikan timbul karena ahli-ahli sosiologi turun tangan untuk turut memecahkan problema-problema pendidikan yang timbul sebagai akibat adanya perubahan jaman, dan yang oleh lembaga-lembaga pendidikan yang telah ada tidak dapat dipecahkan (mengenai masalah-masalah pendidikan yang muncul sebagai akibat perubahan jaman, periksa 4, p. 225 ff.).
Karena adanya perbedaan mengenai masalah yang menjadi pusat perhatian, maka di kalangan para ahli sosiologi pendidikan timbul beberapa kecenderungan yang berbeda pula. Pertama, golongan yang terlalu menitik beratkan pandangan pendidikan daripada pandangan sosiologinya. Yang termasuk golongan pertama ini, misalnya : David Sneddin, C.C. Peters, F.E Bolton. dan J.E. Corebally. Kedua, golongan “applied” educational sociology, terutama terdiri atas ahli-ahli sosiologi yang memberi dasar pengertian sosio-kultural untuk pendidikan. Golongan kedua ini menekankan school-community orientation dan peranan faktor-faktor dalam masyarakat, seperti : film, buku-buku komik, dan lain-lain. Yang termasuk golongan ini, misalnya :
E.G. Payne, H. Zorbaugh, L.A. Cook, J.S. Roucek, dan L.D. Zeleny. Ketiga, golongan yang terutama menitik beratkan pandangan teoretik, yaitu yang ingin mengembangkan teori sosiologik tentang proses pendidikan. Yang termasuk golongan ini, misalnya : W. Waller.
Penyelidikan dan pengembangan sosiologi pendidikan berpusat pada masalah-masalah sebagai berikut :
Pendidikan ditinjau dari sudut orientasi (pengenalan) sosial yang bersifat umum; usaha ini misalnya dilakukan oleh G. Counts dan H. Beale.
Masalah proses sosialisasi (Pengenalan) anak, misalnya terlihat dalam karya K. Davis, J. Dollard, W. Foote Whyte, A. Davis, dan J.H. Bossard. (slg mngenal).
Kehidupan atau kebudayaan sekolah, misalnya dapat dilihat pada karya W. Waller, H.C. Hand, E.C. Kelley, kelompok Warner, Hilda Taba, dan R. Havighurst. (bgaimana anak itu brlaku dlm skolah)
Pendidikan ditinjau dari sudut hubungan antar pribadi, seperti yang terlihat pada karya L. Raths, L.A. Cook, dan lain-lain.
Lapangan penelitian dan pengembangan sosiologi pendidikan meliputi keempat pokok persoalan tersebut di atas.
Latar Belakang Perkembangan Sosiologi Pendidikan
Apakah yang menjadi latar belakang timbulnya sosiologi pendidikan ? Bagaimanakah sejarah perkembangannya ?
Suatu kenyataan sekarang, bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat, progresif, dan kerap kali memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti : indsutri, agama, perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-perkumpulan, dan pendidikan. Masalah sosiologi dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Masalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Gejala-gejala seperti penderitaan rakyat, kegelisahan sosial, dan desintegrasi sosial (konflik antar ras, konlik politik, konflik antar golongan, agama, pemogokan, perang dan sebagainya) merupakan gejala umum yang terdapat pada berbagai masyarakat. Krisis yang kita alami sekarang adalah krisis dalam hubungan antar manusia, tata sosial, dan krisis dalam hal kepercayaan. Bagaimana krisis sosial itu terjadi ?
Masyarakat itu pada hakekatnya merupakan sistem relasi-relasi (hubungan-hubungan). Tiap masyarakat mengalami perubahan dan kontinuita, integrasi dan desintegrasi, kerjasama dan konflik. Dasar ikatan masyarakat ialah adanya nilai-nilai umum yang diterima bersama oleh anggota-anggotanya. Adanya program-program yang berlawanan dari kelompok-kelompok dalam masyarakat menyebabkan hilang atau berkurangnya kesetiaan terhadap nilai umum itu. Jika hal itu terjadi, masyarakat mengalami desintegrasi.
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa baik ditinjau dari sudut usia, lapangan penelitiannya, maupun dari sudut kristalisasi struktur dan prosesnya, sosiologi pendidikan merupakan disiplin yang masih sangat muda. Beberapa penulis berpendapat, bahwa sosiologi pendidikan sedikit demi sedikit berkembang dari statusnya yang belum pasti menuju ke status yang lebih pasti, yaitu menjadi disiplin yang otonom yang memiliki lapangan penelitian khusus, ialah proses akulturasi+) sebagaimana yang terjadi di sekolah dan institusi-institusi sosial lainnya. Apakah arti sosiologi pendidikan bagi kita ?
Sejak proklamasi kemerdekaan kita pada tahun 1945, masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial yang dahsyat. Karena pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi modern, urbanisasi ke kota-kota besar, perubahan dari masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri (dari industri pertanian, ke industri ringan, yang akhirnya ke industri berat), dan masuknya pengaruh kebudayaan asing yang makin intensif dan ekstensif, semuanya itu merupakan sumber masalah-masalah sosial yang kita hadapi dewasa ini. Masalah-masalah seperti eksplosi penduduk, adanya jurang yang dalam antara mayorita rakyat yang miskin dan minorita yang kaya, pengangguran yang makin meningkat, banyaknya anak yang tidak dapat ditampung di sekolah (6, p. 365), pendidikan sekolah yang tidak serasi dengan tuntutan masyarakat, dan sebagainya, kesemuanya itu menimbulkan kesukaran-kesukaran bagi proses sosialisasi. Ditambah dengan munculnya nilai-nilai golongan, yang disebabkan oleh makin dinamiknya masyarakat, maka ada bahaya Pancasila sebagai “universals” menjadi kabur dan tergeser. Jika hal itu terjadi, maka bahaya desintegrasi sosial tidak dapat diealakkan lagi. Dari sudut pandangan inilah mulai nampak kepentingan sosiologi pendidikan bagi kita.
Tujuan Sosiologi Pendidikan
Ada beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan antara lain :
Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosiolisasi.
Di anatara para ahli sosiologi pendidikan ada yang beranggapan bahwa seluruh proses Sosiologi anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi ini. Mereka ini mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan individu. Francis Brown antara lain mengemukakan bahwa “sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasi Pengalamannya”. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui “cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik”.
Di anatara para ahli sosiologi pendidikan ini ada yang khusus mempelajari perkembangan kepribadian dalam keluarga, di sekolah, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
L.A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam masyarakat dan menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek masyarakat. Penganut konsep ini mislanya menyelidiki hubungan antara masyarakat pedesaan atau lingkungan tertentu di kota dengan sekolah rendah dan menengah. Dalam kelompok ini termasuk juga mereka yang meneliti fungsi sekolah berhubung dengan struktur status sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu, seperti misalnya Warner Hollingshead dan Stendler. Dalam penelitian itu ditekankan analisis masyarakat dalam hubungannya yang khusus dengan fungsi pendidikan.
Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
Di sini diusahakan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Usaha W. Waller adalah percobaan pertama untuk menganalisis peranan guru baik dalam hubungannya dengan murid maupun dengan masyarakat tempat sekolah itu berada.
Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial.
Pada mulanya ahli pendidikan sosial memandang pendidikan sosial sebagai bidang studi yang memberi dasar bagi kemajuan sosial dan pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan di anggap sebagai badan yang sanggup memperbaiki masyarakat. Pendidikan merupakan alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah dapat dijadikan alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang setingi-tingginya.
Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan.
Sejumlah ahli memandang sosiologi pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif. Mereka mencoba mencapai suatu fisafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.
Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan.
Sejumlah ahli merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi sosiologi terhadap masalah-masalah pendidikan, misalnya mengenai kurikulum.
Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan.
Menurut F.G. Robbins dan Brown dengan sosiologi pendidikan dimaksud ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta mengorganisasi pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
E.G. Payne memandang sosiologi pendidikan sebagai studi yang kompeherensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu yang diterapkan.
Ada kalanya sosiologi diajarkan oleh sejumlah ahli sosiologi dengan tujuan agar calon pendidik memahami masyarakat dan seluruh latar belakang sosial tempat anak itu disosialisasi. Kadang-kadang yang diberikan ialah sosiologi pendidikan dan bukan sosilologi kepada calon guru. Ada pula menggunakan sosiologi untuk memperbaiki teknik mengajar seperti sosiodrama, bermain peranan dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sosiologi Pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental (2, p. 303).
Penyelidikan dan pengembangan sosiologi pendidikan berpusat pada masalah-masalah sebagai berikut :
Pendidikan ditinjau dari sudut orientasi sosial yang bersifat umum; usaha ini misalnya dilakukan oleh G. Counts dan H. Beale.
Masalah proses sosialisasi anak, misalnya terlihat dalam karya K. Davis, J. Dollard, W. Foote Whyte, A. Davis, dan J.H. Bossard.
Kehidupan atau kebudayaan sekolah, misalnya dapat dilihat pada karya W. Waller, H.C. Hand, E.C. Kelley, kelompok Warner, Hilda Taba, dan R. Havighurst.
Pendidikan ditinjau dari sudut hubungan antar pribadi, seperti yang terlihat pada karya L. Raths, L.A. Cook, dan lain-lain.
Lapangan penelitian dan pengembangan sosiologi pendidikan meliputi keempat pokok persoalan tersebut di atas.
Baik ditinjau dari sudut usia, lapangan penelitiannya, maupun dari sudut kristalisasi struktur dan prosesnya, sosiologi pendidikan merupakan disiplin yang masih sangat muda. Beberapa penulis berpendapat, bahwa sosiologi pendidikan sedikit demi sedikit berkembang dari statusnya yang belum pasti menuju ke status yang lebih pasti, yaitu menjadi disiplin yang otonom yang memiliki lapangan penelitian khusus, ialah proses akulturasi+) sebagaimana yang terjadi di sekolah dan institusi-institusi sosial lainnya. Apakah arti sosiologi pendidikan bagi kita ?
Sejak proklamasi kemerdekaan kita pada tahun 1945, masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial yang dahsyat. Karena pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi modern, urbanisasi ke kota-kota besar, perubahan dari masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri (dari industri pertanian, ke industri ringan, yang akhirnya ke industri berat), dan masuknya pengaruh kebudayaan asing yang makin intensif dan ekstensif, semuanya itu merupakan sumber masalah-masalah sosial yang kita hadapi dewasa ini. Masalah-masalah seperti eksplosi penduduk, adanya jurang yang dalam antara mayorita rakyat yang miskin dan minorita yang kaya, pengangguran yang makin meningkat, banyaknya anak yang tidak dapat ditampung di sekolah (6, p. 365), pendidikan sekolah yang tidak serasi dengan tuntutan masyarakat, dan sebagainya, kesemuanya itu menimbulkan kesukaran-kesukaran bagi proses sosialisasi. Ditambah dengan munculnya nilai-nilai golongan, yang disebabkan oleh makin dinamiknya masyarakat, maka ada bahaya Pancasila sebagai “universals” menjadi kabur dan tergeser. Jika hal itu terjadi, maka bahaya desintegrasi sosial tidak dapat diealakkan lagi. Dari sudut pandangan inilah mulai nampak kepentingan sosiologi pendidikan bagi kita.
Tujuan dari sosiologi pendidikan adalah sebagai berikut:
Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosiolisasi.
Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial.
Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan.
Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan.
Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai pemakalah menyadari bahwa pemakalah tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, karena tidak sempurnanya ilmu yang pemakalah miliki. Untuk itu kami pemakalah mohon kritikan dan saran dari pembaca terutama Bapak dosen pembimbing yang bersangkutan, demi kelengkapan makalah penulis pada masa yang akan datang. Atas kritikan dan saran,kami sebagai pemakalah ucapkan banyak-banyak terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar