Memory Of Daun Keladi.
Apa yang dipikirkan ketika melihat foto tersebut?
Iya, itu adalah salah satu moment yang kami abadikan semasa menjalani KKN di Desa Ulang Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan.
Salah satu moment langka yang takkan pernah terulang lagi dalam hidup, bahkan mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Tak pernah terpikirkan sebelumnya akan mengabdi selama 2 bulan full di desa orang, jauh dari orang tua & keluarga. Meninggalkan sejenak zona nyaman untuk mengabdi pada masyarakat sebagai salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Benar- benar tak pernah terpikirkan & terbayangkan berada di suatu tempat yang asing, bahkan baru pertama kali mendengar nama desa itu dari supervisor serta pihak kampus BP-KKN. Dan yang paling deg-degan, harap-harap cemas, takut, gelisah, galau campur menjadi satu adalah ketika mereka bilang bahwa di tempat itu masyarakat menganut berbagai agama. Ya, di Desa Ulang Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan ada 3 agama yang dianut oleh masyarakatnya, yaitu Islam, Kristen baik Protestan ataupun Katolik dan juga Kaharingan. Karena kan seumur-umur selama 21 tahun aku hanya tinggal di lingkungan yang semuanya beragama Islam. Jadi ini benar-benar pengalaman yang baru untukku.
Pertama kali sampai di lokasi, waktu itu yang nganter ke lokasi adalah ayahku. Hikkkssss, sebelumnya pamitan dulu sama mama beserta anggota keluarga yang lainnya. Serasa berat buat meninggalkan rumah, nangis beneran pas di jalan .. 😢😢
Back to,
Memory of Daun Keladi , sesuatu apa yang terjadi dengan daun keladi? Okeh, aku akan cerita sekarang juga. Ceritanya begini,
Lupa itu tanggal berapa, hari apa. Tapi yang pasti, niat kami waktu itu adalah kepengen jalan-jalan dan mandi di air terjun. Syihabuddin, Salahuddin, Fatimah, Wartini, Samaratul Inayah dan aku pastinya Erni Apriliani berjalan kaki menuju ke air terjun. Tapi bukan hanya kami teman posko KKN saja, juga di temani sama Mulyadi atau kami sering menyebutnya abang Imul. Sebenarnya, saat itu harinya gak mendukung, rada-rada mendung kepengen hujan. Dannnnnnnn , yapppp!! Ketika kita sampai dusun sebelah, hujanpun turun 😢😢. Kita semuanya berhenti di rumah salah satu warga di dusun itu, dan alhamdulillah beliau juga beragama Islam dan sangat baik. Sangat welcome dengan kehadiran kami. Oke deh nanti aku ceritain waktu kami diajak beliau memasak di rumahnya.
Setelah menunggu berjam-jam, hujanpun tak kunjung reda. Alhasil, niatan hati kepengen mandinya di air terjun gak kesampaian, gagal mennn!! Saking niat pengen mandinya di air terjun, kita para gadis gak ada satupun yang mandinya .. haaaa , dan sayangnya batal deh. Berhubung ditunggu-tunggu hujannya gak juga reda, udah mulai agak siang sekitar jam 11an lewat, kita semua ijin sama beliau yang punya rumah tersebut pengen balik ke posko.
Yeeehhhh , gak mau basah kuyup yang sekuyup-kuyupnya. Syihab, Udin & abang Imul metik daun keladi buat dijadiin payung. Satu orang dapat satu. Hhaaa tak ada payung, daun keladipun jadi. So, very very wonderfull. Ya udah, kita semua berjalan kembali ke posko berpayungkan daun keladi melawan hujan yang membasahi bumi.
Supaya moment berpayungkan daun keladi tak hanya menjadi ingatan di memori otak saja, maka salah satu temanku, Syihab mengabadikan moment berpayungkan daun keladi tersebut menjadi sebuah foto. Ya, foto akan menjadi salah satu kenangan yang mampu membangkitkan kinerja otak untuk mengingat moment tersebut. And then, di atas itulah hasil jepretan syihab ..
Oke, sampai disitu dulu ya cerita memory of daun keladinya. Nanti aku sambung lagi dengan berbagai cerita tentang masa-masa KKN yang begitu membekas dalam relung hati.
Senin, 12 September 2016
Memory Of Daun Keladi
Diposting oleh Erni Apriliani di 14.18Label: about kkn
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar