GURU KREATIF DAN INOVATIF
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Profesi Keguruan
Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Maimunah, M. Pd.I
Disusun oleh: Kelompok III
Hasyuni (2012121617)
Wahyu Efendi (2012121607)
Erni Apriliani (2012121627)
Rayhanah (2012121603)
Jurusan/Semester: PAI/IV
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM KANDANGAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah Profesi Keguruan dengan Judul ”Guru Kreatif dan Inovatif “.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Dra. Hj. Maimunah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing, karena telah memberi bimbingannya kepada penulis, dan juga teman-teman yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna nya apa yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dan penulisan serta isi/materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan makalah ini. Dan kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua sebagai menambah ilmu pengetahuan kita. Amin.
Kandanagan, 31 maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
Arti Penting Guru 2
Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif 2
Memupuk Kreativitas 5
Hal-hal yang di Benci Peserta Didik 6
Memberdayakan Media 7
BAB III : PENUTUP 8
SIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Bangsa yang dilanda krisis sejak 1997 dan sampai sekarang belum mampu keluar dari krisis multidimensional, ini membutuhkan lahirnya kader-kader muda yang handal ynag mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dipundak mereka lah, kejayaan bangsa ini di pertaruhkan. Namun, kelahiran mereka tidak cukup hanya dinanti, ditunggu dan dibayangkan. Kader-kader muda ini harus di rencanakan, diupayakan, dimunculkan, dan diperjuangkan dengan usaha maksimal, sistematis, dan terstruktur.
Dalam hal ini guru adalah aktor utama, disamping orang tua dan elemen lainnya. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari materi, esensi dan substansi. Secanggih apapun kurikulum, visi, misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum,visi misi dan kekuatan finansial, jika gurunya inovatif, progresif dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju pesat. Apalagi jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dasyat.
Tetapi fakta nya, kebanyakan guru di indonesia tidak sesuai dengan harapan diatas. Mereka belum mencerminkan guru yang ideal dan inovatif yang siap mendidik siswa dengan profesionalisme dan optimisme. Oleh karena itu pemakalah ingin menyusun tentang menjadi guru kreatif dan inovatif.
Rumusan Masalah
Seberapa penting kah guru dimata kita?
Apa saja tips menjadi guru yang kreatif dan inovatif?
Bagaimana cara memupuk kreativitas peserta didik?
Hal-hal apa saja yang dibenci peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
Arti Penting Guru.
Pembahasan guru itu selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besar nya dimasa depan.
Ada beragam julukan yang diberikan kepada sosok guru, salah satu yang paling terkenal adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Julukan ini mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga guru disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak sebanding dengan besarnya jasa yang telah diberikan.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menguasai kelas agar materi yang ia sampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, tentunya seorang guru harus bisa menarik perhatian siswa sehingga pembelajarn yang sedang berlangsung berjalan dengan efektif. Dengan demikin berarti seorang guru harus memilki keterampilan untuk dapat menarik perhatian siswa, guru harus terampil kreatif dan inovatif.
Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif
Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan daya cipta. Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi. Inovasi merupakan sebuah temuan baru baik dalam bentuk ide, barang atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkungan tertentu, dalam arti kreasi, dimensi dan penampilannya.
Mengapa harus kreatif & inovatif ?
Jawabnya adalah sifat kreatif & inovatif dibutuhkan agar membawa kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.
Untuk menjadi guru yang memiliki dua sifat tersebut, ada beberapa tips:
Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
Menguasai materi pelajara adalah syarat utama menjadi guru yang inovatif, karena dengan menguasai materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak ada rasa was-was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid. Ada pepatah mengatakan “the right man on the right place”, artinya guru yang ideal adalah guru yang mengajar sesuai bidangnya.
Mempunyai wawasan luas.
Perubahan yang terjadi setiap saat akibat revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berjalan dengan hitungan detik, oleh karena itu guru harus up to date sehingga cakrawala pemikirannya menjadi luas, mendunia. Karena sesuatu hal baru yang disampaikan seorang guru akan menjadi salah satu daya tarik murid yang dapat menggugah semangatnya mengikuti pelajaran guru. Siswa pun akan bangga mempunyai guru yang pengetahuannya luas.
Komunikatif.
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi muridnya lebih diterima oleh anak didik dibndingkan dengan guru yang cuek dan egois, yang datang hanya untuk menerangkan pelajaran lalu pulang, karena ketika seorang murid disapa ia akan merasa diperhatikan.
Dialogis.
Ketika guru hanya mengandalkan metode ceramah tanpa ada ruang dialog, alhasil pemikiran anak tidak akan berkembang, dan semangat mengembangkan materi menjadi lemah. Disinilah pentingnya metode dialog interaktif yang melibatkan dua atau tiga arah, misalnya murid bertanya, guru menanggapi kemudian ditanggapi lagi oleh siswa yang lain.
Mampu menggabungkan teori dan praktik.
Anak didik akan mudah jenuh kalau hanya dijejali dengan reori tanpa praktek. Praktek sangat diperlukan sebagai media meningkatkan, mengedepankan dan meletakan pemahaman materi pada otak anak didik. Praktek dapat langsung kelapangan atau sekedar di laboraturium, misalnya, untuk materi bahasa inggris siswa sekali-kali diajak study tour ke tempat pariwisata yang banyak turis asingnya agar mereka dapat mempraktikan dialog yang pernah diajarkan di sekolahnya.
Bertahap.
Belajar ilmu adalah setahap demi setahap dari satu, dua, dan seterusnya. Bertahap ini meniscayakan pentingnya materi yang disampaikan secara urut, tidak loncat-loncat. Dalam hal ini guru harus arif dan bijaksana, jangan memberi materi dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar anak didik dapat menerima dengan baik dan tidak mudah hilang. Kita bisa mengambil metode ini dari peristiwa turunnya al-qur’an.
Mempunyai variasi pendekatan.
Dalam proses belajar dan mengajar, seorang guru harus mempelajari banyak pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan pengajaran yang banyak, proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif, tidak monoton dan selalu segar.
Tidak memalingkan materi pelajaran.
Dalam mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi penuh pada satu arah, satu target, dan satu tujuan yang dicanangkan, sehingga hasilnya dapat maksimal. Misanya, dalam materi agama tentang shalat, ia harus berbicara seputar shalat dan hal-hal lain bersifat menunjang.
Tidak terlalu menekan dan memaksa.
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara alami, tidak terlalu menekan dan memaksa murid, karena akan berakibat negatif bagi perkembangan psikologisnya. Guru harus menyelami psikologi anak didik, memberikan materi secara mengalir sesuai falsafah air yang mengalir secara pelan, mampu merobohkan hal-hal besar dengan ketekunan, kerajinan, dan kesungguhan.
Humoris tapi serius.
Salah satu guru yang ideal adalah berwatak dinamis, kompetetif, tapi humoris. Ditengah kepenatan pikiran, keletihan fisik, dan kebosanan berfikir, humor sangat diperlukan. Dengan selera humor yang tinggi, seorang guru dapat memecahkan suasana yang menjenuhkan, menghilangkan kepenatan, dan menyegarkan pikiran anak didik. Humor bukan sekedar alat penyegar, tetapi dilihat dari banyaknya pelajaran yang murid dapatkan dan jam yang begitu lama misalnya, dari jam 07.00 sampai 13.00, tentu beban pikiran mereka akan penat, disinilah peran guru dalam mengatur ritme irama dan menghilangkan beban pikiran yang semakin berat, lebih baik guru menyelingi dengan humor atau permainan untuk menyegarkan otak mereka, dari pada guru ceramah tapi siswa tidak mendengarkan dengan baik.
Memupuk Kreativitas
Bakat yang telah ditemukan dan kemudian teraktualisasi akan semakin menemukan momentum dalam mengantarkan kesuksesan manakala diikuti dengan kemampuan membangun kreativitas diri. Kreativitas ini merupakan upaya membangun berbagai terobosan yang memungkinkan bagi pemberdayaan dan penguatan bagi pengembang bakat yang telah tergali. Disinilah arti penting kreativitas untuk menunjang kesuskesan.
Untuk membangun kreativitas, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pengetahuan yang luas serta bidang yang dikuasainya dan keinginan yang terus menerus untuk mencari problem baru. Kedua, adanya sejumlah kualitas yang memungkinkan memunculkan respon seperti rasa percaya diri, ceria mandiri, kukuh pendirian, tidak mengenal lelah, dan kesiapan mengambil resiko. Ketiga, adanya kemampuan membagi konsentrasi, menjauh dari cara berpikir pendek menggunakan kekuatan nafsu dan yang tidak tersadari untuk menyelesaikan masalah. Keempat, adanya keinginan kuat untuk mencapai keseimbangan saat menghadapi persoalan, sehingga selalu berakhir dengan cemerlang.
Hal-hal yang di Benci Peserta Didik
Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid. Untuk itu, seorang guru ideal harus mendengarkan aspirasi murid agar perilakunya disenangi murid. Tidak sebaliknya, bersikukuh dan cuek dengan sikapnya sendiri tanpa memperhatikan penilaian dan aspirasi murid, karena harmonisasi hubungan guru dan murid sangat penting untuk efektivitas pembelajaran yang dinamis dan progresif. Dalam hal ini sebaiknya hal-hal yang dibenci murid menjadi parameter agar pembelajaran berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang biasanya dibenci oleh peserta didik adalah sebagai berikut :
Berpakaian kurang rapi.
Jarang masuk.
Pilih kasih (tidak adil).
Suka memberi PR tanpa mengoreksi.
Berkata kasar.
Suka menyuruh.
Menghukum semena-mena.
Cuek didalam dan diluar kelas
Memberdayakan Media
Perkembangan media telah berlangsung secara cepat, dan membentuk budaya baru dengan segnifikan. Budaya baru ini langsung atau tidak langsung sudah mempengaruhi bagaimana siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran. Ciri yang mendominasi adalah munculnya komponen budaya indrawi yang utuh, meliputi melihat, mendengar, merasakan, menyentuhkan dan bereksplorasi.
Bagi guru yang kreatif dan inovatif, kehadiran budaya baru ini selayaknya ditempatkan sebagai potensi dan tantangan untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Sebagai konskuensinya, guru juga harus mengikuti perkembangan budaya baru ini secara respontif. Pada zaman sekarang ini seorang guru jangan sampai gaptek ”gagal teknologi”, merespons secara kreatif terhadap perkembangan teknologi dan memanfaatkannya sebagai media untuk memperkukuh dan memaksimalkan hasil pembelajaran, merupakan hal yang tidak dapat dihindari lagi.
Untuk mengimplementasi rancangan tersebut maka dalam pembelajaran, ada dua pendekatan yang perlu dikembangkan, yaitu pendekatan visual-auditif dan pendekatan populer, untuk mendukung pendekatan tersebut, kita perlu mengupayakan sarana-sarananya antara lain:
Media gambar (visual) adalah sarana atau media yang berbentuk poster, lukisan, foto, karikarur dan sebagainya, yang fungsinya untuk mendukung pembelajaran secara visual.
Media auditif adalah sarana atau media yang digunakan melalui pendengaran, misalnya lagu dari kaset, CD dan lainnya.
Media audio-visual (FILM) adalah sarana atau media yang utuh untuk mengolaborasikan bentuk visual dan audio. Sekarang hampir semua menggunakan komputer dan proyektor atau LCD.
Dengan cara demikian guru yang kreatif dan inovatif tidak ketinggalan jaman atau bisa disebut dengan ‘keren’, sehingga guru bisa menjadi daya tarik tersendiri terhadap peserta didiknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Banyak cara yang dilakukan untuk menjadi guru yang ideal, kreatif dan inovatif yaitu, harus menyadari bahwa guru adalah publik figur yang sangat di hormati dimasyarakat, guru juga harus menjadi inspirasi bagi kader-kader muda yang akan menjadi cahaya masa depan ditangannya lah bangsa ini dijunjung. Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam hal ini, namun untuk menjadi guru yang ideal harus mempunyai wawasan yang luas, dialogis, komunikatif dan sebagainya.
Dalam hal ini perkembangan teknologi dapat mempengaruhi kinerja guru, karena guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, dan media pun sangat membantu jalannya pembelajaran, seperti media visual, audio dan audio-visual.
Untuk itu guru seharusnya dapat menjadi contoh yang baik dan dan memunculkan ide-ide baru yang dapat memotivasi dan menginspirasi peserta didiknya.
Saran.
Agar para calon guru tidak menjadi guru yang jadul, hendaknya mulai dari bangku kuliahlah saatnya mengeruk ilmu para dosennya sebanyak-banyaknya, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya diluar jam kuliah, agar nanti saat selesai maupun belum siap diterjunkan ke lapangan.
Dengan pembuatan makalah ini semoga ada manfaat nya.Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani,Jamal ma’mur. 2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva press.
Naim,Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://blackpinkers-radcliffe.blogspot.com/2012/03/fungsi-media-pembelajaran.html
http://der-traumer.blogspot.com/2012/09/.guru-yang-kreatif-dan-inovatif.html
0 komentar:
Posting Komentar