Tugas Kelompok
Dalam Mata Kuliah Hadist Tarbawi
KELEBIHAN DAN KEUTAMAAN ORANG YANG MEMPUNYAI ILMU PENGETAHUAN
Dosen Pengajar : Hj. Siti Halidah S.Pd.I. M. Ag.
Di Susun Oleh Kelompok IV :
WAHYU EFENDI ( 2012121607 )
ERNI APRILIANI ( 2012121627 )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi taufik serta hidayah Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang sangat sederhana ini dengan judul “Keutamaan Orang Yang Memiliki Ilmu Pengetahuan’’.
Pada kesempatan ini pula tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Hj. Siti Halidah, S. Pd. I, M Ag. selaku dosen pengasuh Mata Kuliah Hadist Tarbawi yang telah mendukung selesainya makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, tiada gading yang tak retak. Penulis hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kehilafan, kritik dan saran yang bersifat positif sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan berpikir kita semua.
Amin yaa rabbal alamin.
Kandangan, 21 Oktober 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................. 1
Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Uraian Hadist ....................................................................................... 3
B. Terjemah dan Maksud Hadist .............................................................. 4
c. Korelasi Hadist Dengan Pendidikan ..................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10 B. Saran-saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembahasan makalah ini membincangkan hadis mengenai keutamaan orang yang mempunyai ilmu, dimana diantara keutamaan orang yang mempunyai ilmu sangat banyak sekali.
Keutamaan itu ialah kelebihan atau keunggulan, dimana dalam hal ini ialah kelebihan maupun keunggulan dari orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Segala keutamaan daripada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan itu berkaitan dengan pendidikan.
Untuk lebih jelasnya mengenai hadist, makna hadist dan kaitannya dengan pendidikan, maka akan kami tuangkan dalam pembahasan makalah ini.
Batasan dan Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan di dalam makalah ini, yaitu:
Bagaimana uraian hadist tentang keutamaan orang yang berilmu pengetahuan?
Bagaimana maksud dan terjemah hadistnya?
Bagaimana korelasi hadist dengan pendidikan?
Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat makalah ini selain dari untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi, kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-teman mahasiswa untuk lebih mengetahui dan memahami tentang keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan sehingga bisa memotivasi mahasiswa untuk lebih giat dalam menuntut ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Uraian Hadist
Diantara keutamaan orang yang mempunyai ilmu adalah sebagaimana Dari Abu Ad-Darda` radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang kemudian diriwayatkan oleh Al- Turmudzi dan Abu Dawud
:
وَإِنَّ فَضْل الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِعَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ… الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ،، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَماً وَرَّثُْوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: ‘’Kelebihan seorang alim di atas abid (ahli ibadah) adalah bagaikan kelebihan yang dimiliki oleh bulan di atas bintang-bintang lainnya. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula perak akan tetapi mereka hanya mewariskan ilmu, karenanya barangsiapa yang mengambilnya (ilmu) maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar’’.
Setelah dilakukan penelitian terhadap perawi-perawi hadis ini dengan mengambil satu contoh turuq saja, kesemua perawi ini adalah seorang yang “thiqah” di mana ia menjadi syarat terpenting dalam penerimaan sesuatu hadis. Maka jelaslah bahawa hadis mengenai keutamaan orang yang berilmu ini terletak di dalam ketegori hadis sahih hal ini sebagaimana pernyataan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6297.
Maksud Hadist
Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa semua kata ilmu yang tersebut dan yang dipuji pemiliknya dalam Al-Kitab dan As-Sunnah, maka yang dimaksud di situ adalah ilmu-ilmu agama dan bukan ilmu-ilmu dunia berdasarkan kesepakatan para ulama. Hal itu karena ilmu-ilmu dunia sama seperti masalah dunia lainnya, yakni hukum asalnya tidak mendapatkan pahala dan tidak juga mendapatkan dosa ketika melakukannya.
Kemudian ketahuilah bahwa iman dan ilmu agama mempunyai kedudukan yang besar lagi mulia di dalam agama ini, karenanya Allah Ta’ala mengangkat derajat orang-orang yang beriman di atas orang-orang yang tidak beriman, dan Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman lagi berilmu di atas orang-orang yang beriman tapi tidak mempunyai ilmu terhadap agamanya, hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dalam Surah Al-Mujaadilah ayat ke-11 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: ‘’Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’’.
Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang beriman tapi tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas yaitu:
Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang hanya beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi dirinya sendiri.
Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka.
Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus mengalir kepadanya walaupun dia telah meninggal selama ilmu yang diajarkan masih diamalkan oleh orang-orang setelahnya.
Dan tiga perkara ini tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya beriman tapi tidak berilmu (ahli ibadah). Karenanya sangat wajar sekali kalau Allah tidak menyamakan kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang kebaikannya hanya terbatas pada dirinya.
Namun haruslah kita pahami bahwa ilmu pengetahuan itu mempunyai manfaat apabila diamalkan oleh yang mempunyai ilmu untuk melaksanakan kebenaran. Bahkan ada pepatah atau ungkapan yang mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan yang tidak dimanfaatkan sama halnya dengan sebatang pohon yang rindang, tetapi tidak berbuah.
Contoh lain dari keutamaan orang yang berilmu sebagaimana cerita berikut:
Pada suatu waktu, Rasulullah Saw berangkat ke masjid. Setibanya beliau di pintu masjid, terlihatlah syetan berada di dekat pintu. Lalu beliau pun bertanya kepada syetan, “Hai Iblis, mengapa engkau berada di tempat seperti ini? Apa yang kau inginkan?”
Syetan itu menjawab, “Sebenarnya aku hendak masuk masjid untuk menggoda orang yang sedang shalat. Namun niatku terhalang gara-gara lelaki yang sedang tertidur di dekat orang yang sedang shalat itu. Aku takut kepadanya.”
Rasulullah merasa heran dengan sikap syetan, “Mengapa engkau tidak takut dengan orang yang sedang shalat itu, tetapi justru takut pada lelaki yang sedang tidur di dekatnya?”
Syetan berkata, “Orang yang sedang shalat itu adalah orang yang bodoh, sangat mudah bagiku untuk menggodanya. Sedangkan orang yang tertidur itu adalah orang yang ‘alim (orang pintar / berilmu). Jika aku menggoda orang yang shalat itu, aku takut orang ‘alim akan terbangun dan memperbaiki shalat orang yang bodoh tersebut. Jika demikian terjadi, maka sia-sialah sudah usahaku untuk menipu daya.”
Masya Allah, ternyata inilah keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang bodoh. Orang yang berilmu jauh lebih baik dibandingkan orang yang tekun beribadah tetapi bodoh dan tidak mengetahui tata cara beribadah yang baik.
Dari firman Allah dan hadist Rasulullah tersebut menggambarkan tingginya kedudukan orang yang berilmu pengetahuan. Hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan dapat menghantarkan kita selalu berfikir dan menganalisis hakikat semua fenomena pada alam, sehingga mampu membawa kita semakin dekat dengan Allah SWT.
Berkaca dari semua keutamaan di atas, kita tentu akan memahami kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam masih diperintahkan oleh Allah untuk meminta penambahan ilmu agama, padahal beliau adalah makhluk yang paling berilmu secara mutlak. Kalau beliau masih diperintahkan oleh Allah untuk menambah perbendaharaan ilmu beliau dan diperintahkan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, maka bagaimana lagi dengan kita?
Karenanya jika kita telah diberikan minat oleh Allah untuk mendekati ilmu agama apalagi yang telah terjun di dalam menuntutnya- maka bergembiralah, karena sungguh itu merupakan tanda besar yang menunjukkan Allah ingin kamu mendapatkan kebaikan di dunia dan Dia akan mempermudah jalanmu untuk masuk ke dalam surga, yang mana jalan menuju ke sana adalah perjalanan yang sangat panjang lagi berat.
Korelasi Hadist Dengan Pendidikan
Dari pembahasan terhadap hadis diatas dapat disimpulkan bahwa Islam telah memberikan motivasi dan dorongan bagi para penuntut ilmu agar mereka giat dan tekun dalam kegiatan proses pembelajaran.
Hadis di atas menjelaskan tentang beberapa keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Hendaknya seorang guru untuk bisa menjelaskan keutamaan-keutamaan orang berilmu pengetahuan itu agar membangkitkan motivasi anak didik.
Kegiatan memotivasi anak didik sangat penting dimana motivasi itu berpengaruh terhadap perubahan energy didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan, dalam hal ini yaitu tujuan pendidikan Islam yaitu untuk kebaikan didunia dan akherat.
Beberapa teknik untuk memotivasi anak untuk menuntut ilmu pengetahuan diantaranya:
Pemberian penghargaan atau reward
Pemberian angka atau rangking
Pemberian pujian
Melakukan kompetisi dan kooperasi
Pemberian harapan untuk sukses
Menjelaskan kepada anak tentang manfaat pelajaran yang dipelajari bagi kehidupan
Menjelaskan keutamaan orang yang berilmu pengetahuan
Merangsang rasa keingintahuan anak
Menggunakan metode yang sesuai dengan tingkat kematangan anak
Menggunakan media informasi dan komunikasi yang menarik dan efektif
Sikap dan penampilan guru yang menarik
Dari sekian banyak teknik dalam memotivasi anak, di antaranya terdapat sebagaimana hadist di atas, yaitu memberikan motivasi dengan menjelaskan segala keutamaan orang yang berilmu pengetahuan, dengan menjelaskan keutamaannya sehingga anak terpacu untuk mencapai imu pengetahuan itu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahawa hadis mengenai keutamaan orang yang berilmu ini terletak di dalam ketegori hadis sahih hal ini sebagaimana pernyataan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6297.
Diantara keutamaan orang yan berilmu pengetahuan adalah diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sebagai pewaris para ambiya, dan apabila ilmunya diajarkan maka pahalanya akan terus mengalir walau dia sudah meninggal.
Korelasi hadist dengan pendidikan yaitu, hadist tersebut sebagai alat motivasi bagi anak dalam menuntut ilmu.
Saran-saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, rekan mahasiswa dapat mengetahui keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, terutama untuk memotivasi kita dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dan diharapkan juga kepada teman-teman untuk memberikan koreksi terhadap makalah ini apabila terdapat kesalahan, karena kami bukanlah ahlinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agama, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Duta Ilmu:Surabaya. 2005).
Ali, Zainuddin. Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 2007).
http://mbagusan.heck.in/keutamaan-orang-yang-berilmu.xhtml
http://kabutfajar.wordpress.com/2010/04/30/keutamaan-orang-yang-ilmu/
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia. 2010).
0 komentar:
Posting Komentar